Sebagai Renungan Kita Bersama : 1. Yang Paling Dekat dengan dengan diri kita adalah KEMATIAN 2. Yang Paling Jauh dari kita didunia adalah MASA LALU 3. Yang Paling Besar didunia adalah NAFSU 4. Yang Paling Berat didunia adalah MEMEGANG AMANAH 5. Yang Paling Ringan didunia adalah MENINGGALKAN SHOLAT 6. Yang Paling Tajam didunia adalah LIDAH MANUSIA

Seisi Bumi

"Di balik setiap kehormatan mengintip kebinasaan. Di balik hidup adalah maut. Di balik persatuan adalah perpecahan. Di balik sembah adalah umpat. Maka jalan keselamatan adalah jalan tengah. Jangan terima kehormatan atau kebinasaan sepenuhnya. Jalan tengah—jalan ke arah kelestarian

By : Pramoedya Ananta Toer

Baca Selengkapnya......

CONTRENG




Meja dan kursi tempat duduk para anggota KPPS



Buku Pintar KPPS



Para anggota KPPS



Para Saksi dari masing-masing partai



Para Pemilih sedang mencontreng dalam bilik suara



Para Pemilih memasukkan kartu suara kedalam kotak suara




Baca Selengkapnya......

Lima Pantangan

Dalam menghadapi kehidupan ini ada lima pantangan yang sebaiknya tidak
kita lakukan, yaitu:

1. Pantang bertindak sia-sia.
Setiap tindakan kita sebaiknya terhindar dari kesia-siaan. Setiap tutur
kata, setiap langkah dan
setiap apapun hendaknya dilakukan untuk sesuatu yang bermanfaat, baik di
dunia maupun akhirat.

Jika kita bisa menghindari kesia-siaan, insya Allah kita akan menjadi
'pribadi yang sukses'.

2. Pantang mengeluh.
Keluh kesah tidak menyelesaikan masalah. Seandainya dengan mengeluh
masalah bisa selesai, maka semua orang akan menyelesaikan masalahnya
dengan mengeluh. Tetapi mustahil itu terjadi.

Jika kita tidak mengeluh dalam menghadapi segala persoalan, maka insya
Allah kita akan menjadi 'pribadi yang tangguh.'

3. Pantang menjadi beban.
Bersikap mulia dengan tidak menjadi beban bagi orang lain adalah sikap
yang sangat terpuji. Walaupun tidak mungkin bagi kita untuk sama sekali
tidak bergantung, tetapi paling tidak kita mengurangi sekecil-kecilnya
ketergantungan itu. Setiap bantuan orang lain sekecil apapun, sebaiknya
segera kita bayar dengan apapun semampu kita.

Jika kita tidak menjadi beban orang lain maka insya Allah kita akan
mempunyai 'harga diri' yang tinggi.

4. Pantang berkhianat.
Berkhianat adalah sikap yang sangat tercela. Sesulit apapun keadaan kita,
jangan pernah berkhianat.

Jika kita tidak pernah berkhianat maka kita akan menjadi pribadi yang
'terpercaya'. Nah, kepercayaan
inilah modal yang sangat berharga dalam mengarungi hidup.

5. Pantang mengotori hati.
Hati adalah komponen yang sangat penting dalam tubuh. Jika hati baik, maka
menjadi baiklah seluruh tubuhnya. Sebaliknya jika hati buruk, maka
buruklah sekujur tubuhnya.

Jika kita bisa menjaga hati tetap bersih maka insya Allah kita akan
menjadi 'bahagia' dan amal ibadah kita diterima.

Oleh : A. Gymnastiar

Baca Selengkapnya......

KEUTAMAAN ILMU DARIPADA HARTA

Sepuluh orang kaum Khawarij mendatangi Khalifah ke-IV, Ali bin Abi Thalib Ra. Mereka mendatangi Khalifah karena ingin menanyakan sesuatu, di samping rasa iri terhadap kepandaian khalifah, baik dalam ilmu agama maupun lainnya. Rasuluilah Saw pernah bersabda: "Aku ini kotanya ilmu pengetahuan, dan Ali adalah sebagai pintunya."
Sesampainya mereka dihadapan Khalifah Ali, mereka diterima dengan ramah, dan Khalifah menganggap mereka sebagai tamu terhormat.

Salah seorang dari mereka membuka pertanyaan kepada Khalifah Ali: "Wahai Ali, kami adalah sepuluh orang yang diutus oleh kaum kami untuk mengajukan pertanyaan kepadamu, dan kami akan bergiliran bertanya kepadamu. Dan jawabanmu nantinya akan kami bawa pulang kepada kaum kami."

Khalifah Ali menjawab: "Baiklah kalau demikian. Dan apa yang akan kalian tanyakan padaku?"

"Wahai Ali, manakah yang lebih mulia, ilmu pegetahuan atau harta benda, dan terangkan pula sebab-sebabnya?" tanya orang pertama.

"Ilmu pengetahuan itu adalah warisan para nabi, sedangkan harta kekayaaan adalah warisan Qarun, Syadad dan lain-lain. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan lebih mulia daipada harta benda," jawab Khalifah Ali.

Kemudian orang kedua memberikan pertanyaan: "Manakah yang lebih mulia ilmu pengetahuan atau harta benda, dan jelaskan sebab-sebabnya?"

"Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmulah yang menjaga dan memelihara pemiliknya, sedangkan harta yang empunyalah yang memelihara dan menjaganya," jawab Khalifah Ali.

Setelah orang pertama dan kedua selesai dijawab oleh Khalifah Ali, kemudian orang ketiga, keempat, kelima, hingga orang kesepuluh mengajukan pertanyaan yang sama seperti yang diajukan oleh orang pertama dan kedua.

Kepada penanya ketiga khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena orang yang berilmu banyak sahabatnya, sedangkan orang yang banyak hartanya lebih banyak musuhnya."

Kepada penanya keempat khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu bila disebarkan atau diajarkan akan bertambah sedangkan harta kalau diberikan kepada orang lain akan berkurang."

Kepada penanya kelima khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak dapat dicuri, sedangkan harta benda mudah dicuri dan dapat lenyap."
Kepada penanya keenam khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak bisa binasa, sedangkan harta kekayaan dapat lenyap dan habis karena masa dan usia."

Kepada penanya ketujuh khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak ada batasnya, sedangkan harta benda ada batasnya dan dapat dihitung jumlahnya."

Kepada penanya kedelapan khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu memberi dan memancarkan sinar kebaikan, menjernihkan pikiran dan hati serta menenangkan jiwa, sedangkan harta kekayaan pada umumnya dapat menggelapkan jiwa dan hati pemiliknya."

Kepada penanya kesembilan khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena orang yang berilmu mencintai kebajikan dan sebutannya mulia seperti si 'Alim, dan sebutan mulia lainnya. Sedangkan, orang yang berharta bisa melarat dan lebih cenderung kepada sifat-sifat kikir dan bakhil."

Dan kepada penanya kesepuluh khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia dan lebih utama daripada harta kekayaan, karena orang yang berilmu lebih mendorong untuk mencintai Allah. Sedangkan harta benda dapat membangkitkan rasa sombong, congkak dan takabur."

Seusai mendengarkan jawaban Khalifah Ali yang begitu cemerlang, kesepuluh orang kaum Khawarij itu berdecak kagum, karena satu pertanyaan dapat dijawab dengan sepuluh jawaban. Kemudian, mereka kembali kepada kaumnya dengan rasa puas, dan bertambah yakin bahwa Khalifah Ali benar-benar sebagai pintu gerbangnya ilmu.

Baca Selengkapnya......